Senin, 29 April 2013
Sepenggal Syair Dari Qosidah Burdah
Apakah karena teringat kekasih yang ada di Dzi Salam
kamu campur tetes-tetes air mata dengan darah ?
ataukah karena hembusan angin yang datang dari jalan Khazimah ?
ataukah karena kilauan petir di kegelapan jurang Idham?
Bagaimana dengan yang nampak pada sepasang matamu
ketika kamu katakan kepadanya "Berhentilah menangis"
tetapi kenyataanya ia malah semakin deras menangis?
dan bagaimana dengan hatimu.
ketika kamu katakan kepadanya "Insaflah"
tetapi kenyataanya ia malah semakin mabuk asmara?
Apakah orang yang sedang jatuh cinta mengira kalau cinta itu bisa disembunyikan
di celah-celah antara kucuran air mata dan hapi yang membara oleh api cinta?
Sekiranya tidak ada api cinta
air mata tidak akan terus mengucur hingga membasahi papan-papan
dan kamu pun tidak akan acapkali terjaga
karena ingat pepohonan dan gunung-gunung
Bagaimana kamu bisa mengingkari cinta,
setelaha ada kesaksian dari air mata yang adil dan yang terus menerus mengucur,
dari rasa sakit yang selalu kamu derita
dan dari pucat pasi yang nampak jelas pada sepasang pipimu?
Benar, bayang orang yang ku cintai yang berjalan di malam hari itu membuatku selalu terjaga
sesungguhnya cinta telah merenggut segenap kenikmatan,
lalu ia tukar dengan derita.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar