Selasa, 09 April 2013

KECERDIKAN ORANG KECIL


KECERDIKAN ORANG KECIL

Abu nawas diminta memberikan ceramah dihadapan pembesar negeri. Semua sudah tahu bahwa pembesar negeri tersebut suka memeras rakyat kecil dengan berbagai sumbangan wajib dan upeti-upeti terselubung . yaitu jika rakyat memerlukan wewenang mereka untuk menyelesaikan suatu urusan.
Dalam ceramahnya, Abu Nawas lantas bercerita :” pada suatu ketika, beberapa kerajaan mengadakan pertandingan. Yang ikut pertandingan adalah wakil-wakil dari Negara hitam,putih, bule, kuning, dan juga Negara kita. Pertandingannya sendiri sebenarnya tidak istimewa. Hanya memeras handuk basah.siapa yang mengucurkan air paling banyak dari handuk yang hamper kering itu, dialah yang menang.
Majulah orang hitam yang terkenal kuat-kuat , ia mengankat handuk itu lalu memerasnya sekuat tenaga. Namun, hasilnya Cuma beberapa tetes saja.
“sekarang giliran orang putih yang termashur kesaktiannya. Ternyata air yang keluar dari handuk itu juga Cuma sedikit.
“orang-orang bule yang tersohor sombongpun juga demikian. Walaupun ia sudah berkutat sampai berkeringat, handuk itu Cuma mengeluarkan beberapa tetes air saja.
“tibalah orang kuning yang bangsanya menguasai dua pertiga dunia dengan kecerdikan dan kekuatannya. Memang orang kuning boleh saja merajalela di jalan-jalan, dipasar, dan diistana orang-orang berpangkat. Namun. Namun ketika ia memeras handuk juga tidak banyak. Hanya beberapa ciprat saja.
“ Maka majulah wakil Negara kita. Orangnya kecil, kerempeng dan pucat pasi, hingga para wakil Negara lainnya mencibirkan bibir. Mana mungkin orang sekurus itu dapat menandingi mereka?
“tetapi, sungguh mencengangkan. Walaupun ketika mengangkat handuk itu wakil Negara kita tersebut sudah keberatan, pada waktu memeras airnya yang keluar banyak sekali, sampai timbul banjir dimana-mana.  
“dengan takjub lawan-lawannya bertanya serempak,”sangat mengherankan. Bagaimana tuan yang kecil dan kurus dapat memeras handuk itu sampai airnya melimpah ruah?”
“sambil mwmbusungkan dada, wakil Negara kita itu lantas menjawab, “wahai tuan-tuan. Tentu saja tak kan bias menandingi saya dalam pertandingan memeras handuk ini. Sebab di negeri saya, soal peras memeras memang kebiasaan sehari-hari, dimana-mana.”
Mendengar ceramah abu nawas tersebut para pembesar negeri yang sering melakukan pemerasan itu tertunduk. Mereka merasa malu dan berjanji tak akan mengulangi perbuatan buruk itu lagi.
Itulah sekelumit kecerdikan orang kecil yang tidak punya banyak ilmu, harta maupun kekuasaaan. Otaknya dapat berputar lancer dalam keadaan terpaksa untuk mencari keselamatan dan jalan keluar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar