Di sela-sela jadwal mengajar yang padat sekali, Kiyai Fattah (Tambak Beras) meluangkan waktu khusus untuk mengajar Gus Dur yang waktu itu masih kanak- kanak.
Khudlori, seorang santri sebaya Gus Dur asal Banyuwangi, beruntung ditugasi untuk menemani. Karena kelelahan, suatu siang Kiyai Fattah tertidur ditengah membacakan kitab untuk dua santri khusus itu.
Kebetulan, tepat pada saat itu ada setum (kendaraan penggilas jalan) lewat. Dasar mbeling, Gus Dur iseng mengajak Khudlori numpang setum hingga terbawa sampai ke Mojoagung.
Ketika kembali menghadap Kiyai Fattah, Sang Guru baru 'ngelilir' (terbangun dari tidur.) Beliau geragapan, lupa sampai mana bacaan kitabnya tadi beliau pun bertanya, "Sampai mana tadi?" beliau bertanya pada murid-muridnya.
Dengan takut-takut Khudlori menjawab, "Mojoagung, Mbah..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar