Sabtu, 30 Maret 2013

tanpa titik tanpa koma dan tanpa tanda lain

kubuka pintu kamar dengan perlahan lalu aku keluar dan duduk didepan kamar rasanya malas dan lemas kulempar pandanganku ke langit terlihat cerah aku aku mencoba bangkit dengan perlahan aku jalankan tubuku ke kamar mandi kubasuh mukaku dengan air wudhu lalu aku kembali ke kamar membereskan beberapa pakaian dan barang yang akan aku bawa ya pagi ini aku akan menempuh perjalanan pulang ke
kampung halaman sudah sekitar  lima bulan aku disini di ponpes mifda sebenarnya sudah seminggu yang lalu orang tuaku menyuruhku tapi rasanya aku malas di perjalanan semua yang kubutuhkan sudah kupersiapkan aku segera ke ndalem buyah begitu kami biasa memanggil pk kyai untuk pamitan tapi beberapa temanku masuk ke kamarku mereka menyapaku mereka adalah zainal dan hamdani mau kemana mbah kata zainal aku mau pulang oh nanti kita bareng ke ngaliyan ya baik tapi aku mau pamit abuya terlebih dahulu kubuka pintu ndalem kudekati kamar buyah karna biasanya beliau pasti dikamar assalamualaikum kuucapkan berkali kali tapi tak kunjung keluar kulangkahkan kakiku keluar dari ndalem ku berhenti di aula ternyata abuya ada disana lalu kuutarakan maksud ku seperti biasa abuya mengijinkanku dan menitipiku salam kpada orangtua gandrung dengan berpakaian serba hitam duduk dengan santai ditempat dimana kami menunggu bus di prapatan kaliwungu sudah setengah jam tak kunjung muncul juga hingga akhirnya harapan kami muncul bis jurusan terboyo kami segera masuk ke dalam lalu sang supir segera memacu bisnya hingga kami sampai di jrakah bus itu mengoper kami terpaksa kami pindah bus tapi kang zainal tidak ikut karna dia hendak ke tempat lain dengan berat hati aku naik bis lain hingga perjalanan hampir sampai kenek bus tidak menarik ongkos numpang ku tapi aku diam saja hingga aku turun ditempat biasanya kaligawe ya hari ini siang begitu terik sudah hampir satu jam aku menunggu bus jurusan cilacap/purwokerto namun tak muncul juga tapi pada akhirnya penantianku tak sia-sia bus jurusan purwokerto pun nongon juga tanpa pikir panjang langsung saja aku masuk ke dalam aku cari tempat duduk yang agak di depan yang masih kosong aku sandarkan tubuhku di kursi bus tapi tiba-tiba beberapa orang datang ke arahku mereka mereka menanyakan jurusanku turun ku jawab kalau aku akan turun di pwkt tapi mereka langsung meminta ongkos kupikir mereka orang baik-baik setelah ku rogoh kocekku kuberikan mereka langsung merampas uangkku begitu saja dan ditanganku masih tersisa limapuluh ribu ini adalah uang terakhir ku dengan kasar mereka berlima hendak merebbutnya dariku kucengkram uang itu tiga orang dari mereka memegangi tanganku dengan kasar namun takkan kurelakan uang limapuluh itu jatuh ketangan mereka meskipun mereka tetap ngotot dan hampir mereka mendapatkannya hingga akhirnya supir bus yang tak berkutik menghadapi preman-preman itu keluar dari kursi kemudinya dan berkata mas tolong leepaskan bocah itu dia temanku akhirnya merekapun melepaskan tanganku dan keluar dari bis aku masih panik takut dan tidak karuan tepat di belakangku hanya terpaut beberapa kursi saja kulihat bapak-bapak juga mengalammi nasib yang sama namun lebih parah karena uang mereka ludes direbut kudengar meraka dari purbalingga bis melaju kencang sedangkan matahari semakin tenggelam sebenarnya ada rasa khawatir dalam hati ku kalau kemalaman pasti ggak dapat angkot sampe rumah nanti ggak ada yang jemput karna aku tidak membawa hp kucoba menenangkan pikiranku sejenak kulihat matahari yang semakin lama semakin lenyap tak lama kemudian sampailah aku di purwokerto aku turun di buntu ternyata kekhawatiranku sia-sia aku langsung melihat bus jurusan adipala tanpa pikir panjang langsung saja aku masuk dan duduk dikursi dekat pintu sang kenek datang menyapaku menanyakan tujuanku tapi kondektur itu bilang kalau aku mau diturunkan di kroya karena sopir bus akan pulang mau tidak mau aku harus bilang ya waktu maghrib telah habis perlahan bis menghentikan lajunya dan setelah itu aku turun dengan langkah kaku aku berjalan pelan tak tahu harus kemana tidur dimana tapi tiba-tiba seorang bapak menaiki motor mio menghampiriku beserta anak dan istrinya kami ngobrol sebentar aku ceritakan tujuan pulangku lalu orang itu yang mengaku namanya adalah hilaman mengajakku singgah kerumahnya segelas susu dan sepiring hidangan disuguhkan di depan mataku ya dan akupun melahap semuanya sampai tak tersisa sedikit pun hilam menyuruhku untuk menelpon rumah dia meminjami aku handpone dengan agak rikuh aku telpon kakku untuk menjemputku di depan alun-alun kroya aku dan hilman kami mengobrol sebentar sambil menunggu datang nya kakak tercinta orang ini memang sangat baik tak kenal sama sekali tapi dia mau menolong tak lama kemudian kakku datang dengan motor jupiternya dia tak lupa kuucapkan terima kasih pada hilman dan kami segera caput aku sandarkan tubuh lemahku ini di punggung kakku sambil kuceritakan perjalanan panjang hari ini hingga tak terasa gubuk kecil yang sangat kurindukan terlihat jelas kubuka pintu rumah dan kuucapkan salam disana ada ayah ku ibu dan adik ku kecup tangan mulia orang tuaku tak lupa salam dari abuyah aku sampakan kami duduk -duduk sebentar di ruang tami hingga lalu aku segera menuju kamar ku dan mengistirahatkan tubuh mungil ini semoga dari perjalanan yang melelahkan ini aku bisa belajar dari apa yang terjadi dan aku sangat berterimakasih pada hilman semoga tuhan membalas semua nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar